Rabu, 16 Oktober 2024

MINUMAN SERAM ASLI KEDIRI YANG SEGAR RASANYA

     


Selamat pagi dan salam sehat selalu sahabat semesta, kali ini Mimin akan berbagi cerita dan pengetahuan tentang sesuatu yang segar segar dari kota Kediri, dan Sesuatu itu adalah minuman.

     Ciri khas dari minuman ini Adalah dia menggunakan sirup berwarna hijau dan nama yang seram, mungkin para sahabat ada yang tahu minuman ini? Iya benar, minuman tersebut adalah Es Buto Ijo.Perlu sahabat semesta ketahui bahwa es Buto ijo ini merupakan minuman khas asli kota Kediri.

     Asal muasal nama dari es inipun cukup unik. Orang yang pertamm ali meracik es ini adalah seorang Bapak dari Ds. Bandar Lor Kec. Mojoroto Kota Kediri yang bernama Bapak Sujito, dan karena yang lebih familiar dilingkungan pada waktu itu adalah istrinya maka warga sekitar menyebut es tersebut sebagai Es Buto, sedangkan kata Ijo mengacu pada sirup yang digunakan yang berwarna hijau terbuat dari pewarna daun pandan.

     Bagi sahabat semesta yang penasaran segarnya es Buto ijo, nich Mimin kasih bocoran resep racikan nya. Yang pasti ada yaitu es batu yang dipasrah, kolang Kaling yang dipotong kecil, Naka De Coco, tepung mutiara, kacang ijo, kelapa muda yang diserut, biji selasih dan terakhir adalah susu kental manis serta sirup melon. Beberapa penjual ada yang mengkombinasikan dengan potongan buah seperti buah sawo atau buang nangka sehingga menambah kelezatan es ini. Untuk harganyapun es Buto ijo termasuk sangat ramah dikantong, per gelas hanya 4000 sampai 5000 saja.

Buat sahabat semesta yang berkunjung ke Kediri tidak akan lengkap jika belum merasakan segarnya es Buto Ijo.

Kediri memang segar ya guys..!!

Rabu, 10 April 2024

INI DIA JENIS PETASAN LEGENDARIS TEMPOE DOELOE



Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan ya sahabat semesta, sebentar lagi kita akan merayakan kemenangan di akhir bulan suci ini.

Tidak terasa juga hari demi hari dibulan Ramadhan kita lalui dengan berbagai kegiatan khas puasa, mulai dari ibadah puasa itu sendiri, ritual klotekan saur , ngabuburit atau berburu takjil, Buka Bersama, Sholat Tarawih hingga hal hal kecil yang selalu menyertai dan muncul tiap kali datangnya bullan Ramadhan serta saat menyambut Idul Fitri.

Nah kali ini Mimin sengaja akan berbagi kenangan masa kecil utamanya sebuah ritual atau kebiasaan yang selalu muncul saat bulan Ramadhan yang mungkin saat ini sudah mulai memudar atau bahkan tidak ada lagi. Ritual ini dinamakan Nyumet Mercon atau dalam bahasa Indonesia kita sebut sebagai Menyalakan Petasan.

Buat sahabat semesta yang memiliki tahun kelahiran 70 an hingga tahun 90 an, atau yang lebih kita kenal sebagai Generasi X dan Generasi Milenium pasti ingat banget dengan kegiatan Nyumet Mercon ya.

Nah yang perlu sahabat semesta ketahui ada 5 jenis petasan yang sangat fenomenal dan legendaris pada saat itu, apa saja sih jenis mercon tersebut, ini dia bocorannya:

1. Mercon Impling/Rawit

Ini adalah jenis mercon yang memiliki bentuk yang umum, yang terbuat dari gulungan kertas dan
biasanya ukurannya hanya sebesar sedotan dengan diameter 0.5 cm dan panjang sekitar 3 sampai 4 cm, tetapi ketika dinyalakan menimbulkan suara yang cukup keras, dan inilah kenapa sering disebut kecil kecil cabe rawit.



2. Mercon Bantingan

Untuk yang satu ini memiliki bentuk yang unik yaitu bulat seperti kelereng dengan diameter kurang

lebih 2 cm, sedangkan untuk membunyikannya cukup mudah yaitu hanya dengan membantingkannya ke arah permukaan yang keras seperti di aspal maupun teras, dan karena cara membunyikannya yang mudah sehingga banyak disukai oleh anak anak baik laki laki maupun perempuan. Mercon jenis inipun tidak begitu berbahaya karena hanya menimbulkan letupan kecil dan biasanya malah dipakai sebagai media perang perangan oleh anak anak.


3. Mercon Lontar.

Kalau jenis yang ini disebut juga mercon rakitan karena bahan yang dipakai memanfaatkan busi bekas yang dihilangkan bagian keramik dan besi pematiknya, sedangkan bagian ujung yang lancip dipasang tali rafia yang sengaja dibuat serabut dengan tujuan ketika mercon tersebut dilontar keatas bisa jatuh vertikal kebawah. 
Bahan bakarnya pun bukan Bubuk mesiu tetapi memanfaatkan kepala korek api yang digerus dan juga kertas korek api sebagai penutup, baru kemudian ujung busi ditutup dengan baut. semakin tinggi mercon dilontarkan keatas semakin keras bunyi yang dihasilkan, namun mercon jenis ini perlu nyali besar untuk melemparnya karena jangan sampai waktu turun malah jatuh ke si pelempar.

4. Mercon Pendem.

Nah kalau yang ini adalah jenis yang paling unik dan kreatif karena cara membuatnya asli dari bahan alam yaitu tanah liat. Pertama kita keruk tanah seukuran 40 x 50 cm sedalam 10 cm, lalu kita tata batu atau batu bata di pinggiran kerukan tanah, kita bentuk tertutup seperti goa goa an, lalu tumpukan batu tersebut kita balut dengan tanah liat sampai rata jangan lupa pada bagian pangkal kita lubangi untuk nantinya untuk tempat menyulut api. setelah mengering dan keras baru bisa mercon Pendem siap dipakai, untuk bahan bakarnya yaitu karbit yang ditaruh didalam tutup botol lalu kita beri air dan diletakkan tepat dibawah lubang penyulut, kita tunggu beberapa saat hingga gasnya cukup dan setelah itu Sulut dengan api, bunyinya sangat keras dan memekakkan telinga. Tapi harus hati hati ya sobat karena terkadang mercon Pendem ini jika konstruksinya kurang kuat dia bisa hancur meledak dan inilah letak bahaya disamping keseruannya, hehehe...

5. Mercon Bumbung.

Sebagai penutup dari semua jenis mercon diatas inilah yang paling legendaris, paling menggelegar dan paling seru karena mercon ini megadopsi wujud sebuah meriam. Biasanya bahan yang digunakan

adalah sebatang pohon bambu petung yang dipotong sekitar 1 sampai 1.5 m, lalu pada bagian Ros nya kita hilangkan dan kita sisakan Ros terakhis sebagai penutup, jangan lupa diberi lubang sulutan dekat Ros  pangkalnya. Secara teknis sistem kerjanya sama dengan mercon pendem. Disaat bumbung siap disulut akan menghasilkan bunyi yang sangat keras dan menggelegar seperti bunyi meriam. 
Lebih seru lagi ketika mercon bumbung ini dipakai anak anak maupun dewasa pada saat itu untuk bermain perang orangan dengan tetangga desa, yah saling menghadapkan meriam rakitan mereka, tapi tentu saja hanya perang suara.

Nah itulah tadi beberapa jenis mercon yang sangat populer pada waktu itu yang masih begitu melekat diingatan kita para gen X dan Gen Milenial pertengahan.
Menurut sahabat semesta Jenis mana yang paling sahabat sukai atau malah ada jenis lain di daerah sahabat ..?

Indonesia Tempoe doeloe keren juga Yach....!!


Jumat, 23 Februari 2024

SUSUK MERAH DELIMA


 
Asal usul Susuk merah Delima.

Butir butir embun masih malas berjatuhan didedaunan dari sebuah pohon bambu kuning disamping pondok yang mulai reot dipinggir sungai yang mengering. dinding dinding kayu jati yang sangat tua  dan keropos , dua buah tiang pilar penyangga atap teras yang kokoh berdiri namun sudah tidak tampak atap disana, di kanan kirinya pondok masih terlihat sisa sisa bangunan yg kini hanya tersisa tembok kayu yg mulai ditumbuhi belukar menandakan bahwa pondok ini dulu pernah begitu megah berdiri.

 
Pemandangan serupa terlihat disekitar pondok, sudah tidak ada lagi bangunan yang utuh berdiri, semuanya hampir rata dengan tanah, disana sini penuh dengan abu dan bekas kayu rumah yang hangus terbakar, sungguh pemandangan yang semakin mendirikan bulu kuduk siapapun yg melewatinya. 

Dinginnya malam semakin menusuk dan semakin merenggut gelapnya malam purnama penuh saat itu.
Malam yang begitu hening tidak terdengar suara binatang malam satupun seolah olah mereka ketakutan dan bersembunyi dari sesuatu entah apa yang akan terjadi malam itu, daun daun seolah membeku,tidak ada tiupan angin, tidak ada kunang kunang penghias malam seperti hari hari biasanya.

 
Sementara dibalik pintu pondok yang tertutup rapat terdengar tangisan lirih nan pilu dari seorang wanita. suaranya begitu menyayat hati, air mata menetes deras dari kelopak mata yang terpejam ke pipinya yang putih bersih seakan menahan sebuah beban rasa yang sangat dalam dan berat. Sesekali terdengar ucapan lirih dari bibirnya yang merah merekah, "Maafkan aku, maafkan semuanya...", sambil terus menangis tiada henti.
Jauh didalam lubuk hati dan fikiranya yang paling dalam tergambar sepak terjangnya ketika masih muda dan belia. Begitu jelas diingatannya tiga puluh tahun yang lalu, seorang gadis desa yang lugu akan tetapi sudah tidak memiliki ayah dan ibu, sejak kecil dia sudah ditinggal mati oleh kedua orang tuanya karena sakit yang diderita mereka. Akhirnya sigadis kecil itu harus berusaha bertahan hidup dengan segala daya upayanya, tidak ada sanak saudara yang dekat saat itu, karena memang dia dari keluarga miskin yang entah kenapa mereka hidup jauh dari pemukiman penduduk.
Sang gadis cilikpun terus berusaha mencukupi kebutuhan hidupnya dari makanan yang bisa dia cari di hutan di sekitar pondoknya. Baju yang dia pakaipun hanya bekas dari kedua orang tuanya yang telah meninggal dan bahkan dia sendiri yang menguburkan mereka.
Gadis kecil yang malang namun sangat tegar, untuk bertahan hidup dari cuaca , sigadis memilih untuk tinggal didalam gua kecil yang ada disamping pondoknya yang juga sudah runtuh. Disana dia tidur, makan, dan semua kegiatannya ia lakukan sendirian.
Pada suatu malam ketika dia sedang tidur nyenyak dia dibangunkan oleh seorang nenek yang langsung menjulurkan tangannya seraya ingin memberikan sesuatu kepadanya, sambal berkata, “ini adalah jodoh cincinmu”.. Sang gadis kebingungan namun dia tidak bisa menolak pemberian sang nenek, diterimanya benda kecil seperti jarum berwarna merah menyala itu tanpa ragu, dan saat itu juga sang nenek langsung menghilang.
Sigadis sangat terkejut, dia terhenyak dalam ketakutannya, seketika dia berteriak memanggil ibunya, “Ibuuuu…..!!, nafasnya terengah engah, namun dia baru sadar bahwa apa yang dia alami tadi hanyalah mimpi. “Syukurlah tadi hanyalah mimpi…”, gumamnya dalam hati. Diapun duduk dilantai goa yang hangat. Sejenak dia terus mengingat ingat apa gerangan mimpinya tadi, apa maksud ucapan si nenek tadi. Namun betapa kagetnya si gadis ketika dia merasakan ada sebuah benda kecil di genggamannya. Dilihatnya genggaman tangannya sebuah jarim berwarna merah menyala, dipandanginya jarum itu… sambil didekatkan kematanya supaya lebih dekat. “Buat apa gerangan jarum ini…?”, Dia semakin mendekatkan jarum itu ke matanya, namu tiba tiba jarum itu seperti terbang meluncur mengarah ke keningnya dan langsung masuk kedalam kulit keningnya, “Aduh..!”, jeritnya kencang namun hanya sebentar  rasa sakit itu sudah hilang kembali.
“Aduh, kenapa ini, kemana tadi jarum itu hilangnya..?”, dia terus mengusap usap keningnya tetapi sama sekali tidak ada bekas luka ataupun goresan sedikitpun.
“Apa mungkin benda tadi hanya angan anganku saja…”, dalam hati dia bertanya Tanya, “Ah sudahlah, yang penting sekarang aku sudah tidak merasakan apapun”. Gumamnya lagi

 
Perempuan itu duduk bersila di atas ranjang dan beralaskan kain merah. rambutnya yang tergerai halus dan lembut panjang menjuntai hampir menyentuh permukaan ranjang. tubuhnya semampai dan terlihat sangat menawan,  telapak tangannya bersedekap di depan dada, telapak tangan kanannya yang putih bersih tampak menutup telapak tangan sebelah kiri, seperti sedang melakukan sebuah ritual. beberapa saat kemudian tubuhnya bergetar hebat, bibirnya seperti merapal mantra, dan beberapa saat kemudian terlihat keningnya yang semula putih bersih kini terlihat ada sinar berwarna merah yang memancar dari tengah tengah keningnya, cahaya itu semakin lama semakin terang.
Masih begitu jelas tergambar diingatkannya betapa dirinya telah membuat para saudagar bertaruh harta untuk meminangnya, para jenaka bertaruh nyawa saling bunuh untuk mendapatkan cintanya, derita para istri yang teraniaya oleh suaminya karena pesonanya, hingga ada yang rela meninggalkan rumah hanya untuk dirinya,  ada istri yang meninggal karena ulahnya, perseteruan antar dua desa hingga saling membumi hanguskan keduanya. Semua terjadi karena susuk merah yang telah merubahnya menjadi jelita. Dendam, amarah, fitnah, semua tertuju padanya pada waktu itu.

 
Sejenak suara rintihannya semakin lirih dan tangannya kini mulai bergerak kearah keningnya seolah mau mengambil sesuatu dari wajahnya. Dan saat tubuhnya mengejang menahan sakit dibagian wajahnya sang perempuan segera menggenggam benda kecil seperti jarum merah menyala yang keluar dari keningnya dan langsung menaruh pada kain hitam bertulis rajah yang ada di pangkuannya dan dengan cepat dibungkusnya benda tadi lalu dimasukkan kedalam kotak Kuningan kecil. Bersamaan selesainya ritual itu, kini tubuh perempuan yang semula terlihat segar, bugar dan cantik berangsur angsur menjadi menua. Dia yang sebelumnya terlihat masih berusia belia kini berubah menjadi seorang wanita yang mulai renta, tampak kerut pipi dan wajahnya seakan berbanding terbalik dengan kondisi sebelumnya kulit tubuhnya yang putih bersih dan kencang kini mulai terlihat tampak keriput. namun dibalik semua itu kini wajahnya menampakkan perasaan lega, senyum bahagia tampak menghias seolah ada sebuah beban berat yang sudah bisa dia lepas dan selesaikan. 

Bersamaan dengan itu diluar pondok yang semula terasa hening kini berangsur angsur udara terasa segar kembali, angin sepoi sepoi bertiup membawa pesan kedamaian keseluruh lembah, butiran embun mulai menetes melepas kebekuannya, binatang binatang malam seakan bergembira bersaut sautan seolah ingin memiliki malam itu untuk selamanya. Sedangkan sang perempuan merebahkan diri di ranjang dengan tentramnya. 

Bersambung ....

Kamis, 22 Februari 2024

"UKAISYA BROWN SUGAR ", Mutiara usaha Lereng Wilis

Salam sehat sahabat semesta, kali ini Mimin akan bercerita tentang sebuah perusahaan skala menengah yang unik yang ada di Kabupaten Kediri.

          Perusahaan ini unik karena memang dia berlokasi disebuah daerah terpencil yang mungkin banyak dari kita tidak akan menyangka kalau disana akan ada sebuah rumah produksi yang sudah memanfaatkan 80 persen teknologi mesin sebagai proses produksi dan sisanya menggunakan tenaga manual atau manusia.

          Tempat usaha tersebut bernama Ukaisya Brown Sugar atau Gula Coklat Ukaisya. Terletak di Jalan Tugu Bintang, Dsn. Boto Ds. Ngetrep Kec. Mojo Kab. Kediri, lumayan jauh dari pusat kota Kediri sekitar kurang lebih dua puluh dua kilometer atau sekitar 40 menit lama tempuhnya.

Pabrik tersebut didirikan sekitar tahun 2012 oleh Bpk. Har Afani. Lokasinya cukup luas berdiri di atas tanah seluas 2 hektar. Produksi utama dari pabrik ini adalah Gula Merah Batok karena untuk cetakannya masih menggunakan batok kelapa.

Sedikit bercerita mengenai proses produksi dari Gula Coklat ini melewati beberapa proses yang lumayan sulit. Tahap pertama yaitu mamasukkan bahan baku utamanya yaitu tebu ke sebuah mesin pemeras jadi tebu akan berjalan melewati belt atau rel dan masuk ke mesin peras untuk dipisahkan antara air gula dan ampasnya. Air hasil perasan tadi akan dialirkan menuju bagian produksi yang terdiri dari tungku-tungku masak, sedangkan ampas tebu secara automatis masuk kedalam mesin Dryer dan disini ada proses pengeringan ampas yang ketika sudah kering dan keluar dari bagian Dryer maka ampas yang sudah kering tadi akan dimanfaatkan kembali sebagai bahan bakar dalam proses produksi.

Didalam ruang produksi akan ada beberapa tungku tempat menguapkan air tebu yang dialirkan dari mesin pemeras tadi, disinilah mulai melibatkan beberapa tenaga manusia, jadi air tebu yang dimasak diaduk menggunakan mesin sambil dibuang residu atau endapan yang tidak perlu. Setelah diuapkan beberapa jam air gula akan mulai mengental dan akan berubah warna menjadi kecoklatan. Proses selanjutnya adalah mengalirkan air gula yg mulai mengental tadi ke bagian   bak penggiling atau pengaduk  atau proses pengentalan lanjutan, dimesin ini gula encer tadi akan kembali di aduk secara terus menerus sampai gula benar benar kental dan memiliki tekstur yang cukup untuk proses pencetakan, biasanya hanya memerlukan waktu sekitar setengah sampai satu jam tergantung karakter atau kualitas bahan bakunya.

          Setelah tekstur gula sudah cukup, maka akan dimulai proses pencetakan dengan cara memasukkan kedalam batok batok kelapa yang sudah bersihkan dan ditaruh berjajar menghadap ke atas didalam rak rak pengering.
Pada bagian ini hanya memerlukan waktu sekitar 1 sampai 2 jam hingga gula mengeras. selanjutnya gula yang sudah mengeras tadi diambil dari batok cetakannya, dan siap dikirim ke bagian pemasaran.

Perlu diketahui bahwa hasil produksi harian dari Ukaisya bisa mencapai 4 ton. yang pemasarannya meliputi seluruh wilayah pulau Jawa dan beberapa sampai ke pulau Sumatera. karena memang biasanya gula tersebut diambil langsung ke pabrik oleh para tengkulak.