Sabtu, 29 September 2012

MISTERI SEMESTA - 4

MELUKIS AWAN ( 4 )


...Samar samar dikejauhan dia melihat sebuah mobil berjalan kearahnya, Purna lalu melambaikan tangannya, tapi tiba-tiba dia merasa tubuhnya sangat lemah, kepalanya terasa sangat pusing, matanya berkunang-kunang...



“ Allohu Akbar...!!!”,
itulah kata-kata yang sempat terucap dari mulut Purna, hingga dia menyadari kalau dia sudah di pinggir sungai dengan keadaannya yang sangat memprihatinkan. Rupanya Tuhan masih memberinya kesempatan untuk hidup.

Purna yang mulai mengingat apa yang telah terjadi pada dirinya juga majikannya sejenak menarik nafas panjang.
“ Terimakasih Tuhan, Kau telah menyelamatkan nyawaku... Allohu Akbar...Allohu Akbar...Allohu Akbar...”, Purna terus saja bertakbir karena merasa telah selamat dari maut yang hampir saja merenggut nyawanya.

Hari mulai terang, Purnapun mulai bisa melihat keadaan disekelilingnya dengan jelas. Rupanya dia berada didasar sebuah jurang yang dalam, mungkin sekitar tigapuluh meter tinggi tebing yang telah menjatuhkan tubuhnya hingga dia tidak sadarkan diri.
Purna mendongak keatas, tapi dia merasa yakin kalau dia bisa naik keatas karena memang jurang itu tidak begitu curam dan banyak pohon-pohon kecil tumbuh dipinggir-pinggir jurang yang bisa dia jadikan pegangan untuk naik sampai kejalan raya lagi.

Beberapa saat setelah berpikir cara dia supaya bisa naik keatas, wajah Purna tiba-tiba menjadi pucat, dia teringat nasib majikannya pada malam itu bersamanya.
“ Pak Hadi......, bagaimana keadaan dia dan dimana dia sekarang....”.
Purna kemudian berusaha mencari disekitar tempatnya jatuh, tapi setelah beberapa lama dia mencari dan tidak dapat menemukan majikannya, Purnapun memutuskan untuk naik keatas jurang dengan sisa-sisa tenaganya. Dia menjadikan tanaman-tanaman kecil yang ada didinding jurang sebagai pegangan, sementara kakinya berpijak pada batu-batu yang licin karena basah oleh aliran air dari atas jurang, beberapa kali dia terpeleset dari tempatnya berpijak, tapi Purna tidak putus asa, dia terus memanjat didnding jurang itu.

Didalam hati dia ingin segera menemukan majikannya, pulang kerumah dan bertemu keluarganya.
Mungkin hanya itulah yang membuat dia menjadi kuat saat ini. Purna dengan perlahan namun pasti terus memanjat dinding jurang itu. Setelah hampir setengah jam dia berusaha, akhirnya dia sampai juga dipinggir jurang dimana pada malam itu dia dan majikannya mengalami kejadian yang menakutkan itu.

Namun Purna tidak melihat siapapun disana, mobil atau majikannya juga tidak terlihat sama sekali.
“ Ya Alloh dimana pak Hadi...”, dalam hati Purna berkata.
“ Semoga saja beliau juga selamat.....”.
Lalu sambil berusaha merapikan bajunya purnapun berjalan tertatih tatih menuju pinggir jalan, sejenak dia menoleh kesekilingnya dan tetap saja tidak ada orang disekitarnya.
Lalu samar samar dikejauhan dia melihat sebuah mobil berjalan kearahnya, Purna lalu melambaikan tangannya, tapi tiba-tiba dia merasa tubuhnya sangat lemah, kepalanya terasa sangat pusing, matanya berkunang-kunang, lalu diapun tidak sadarkan diri.

......
“ Yaaah.....Ayaaah.....”
“ Mas Pur....... bangun mass.....”
“ Ayaaahhhh....., Affa kangen ayah.... bangun yah...”
Sayup sayup purna mendengar suara orang memanggilnya, suara yang sangat akrab ditelinganya, dia juga merasa tubuhnya seperti ada yang memeluknya dengan lembut.
Dengan pelahan Purna berusaha membuka matanya, dia melihat dua orang buah hatinya, anak yang dia sayangi dan istri yang selalu ia rindukan tersenyum memandanginya, air mata mereka tak kuasa tertumpahkan menahan keharuan saat itu. Purna lalu bangkit dari tidurnya yang langsung disambut oleh pelukan anak dan istrinya.
“ Affa...”, “ dik Kriss...”,
Mereka bertiga berpelukan sangat erat seolah tidak mau ditinggal kan satu sama lain. Mereka sama sekali tidak menghiraukan kondisi disekelilingnya.

“ Dimana ini...?” Purna bertanya lirih.
“ Ini dirumah sakit yah...”, Kristin menjawab dengan lembut seraya membelai rambut suaminya.
“ Ohh.....”, Purnapun lalu melihat di sekelilingnya, disana sudah ada beberapa orang yang menunggu dan melihatnya dengan mata berkaca-kaca karena ikut terbawa keharuan pertemuan suami istri dan anak tersebut.


“ Siapa mereka dik Kris..??”, Purna bertanya lirih..
“ Dia pak Anton dan keluarganya mas Pur, Mereka yang menemukan mas Pur pingsan dipinggir jalan..”.
“ Terima kasih pak....”, Purna menyapa mereka,
“ Iya, sama-sama....”, balas pak Anton yang kemudian berjalan kearah Purna dan menjabat tangan Purna sembari menepuk pundaknya.
“ Sebenarnya apa yang ayah alami hingga seperti ini..?”, Tanya Kristin
“ Panjang ceritanya dik Kriss…”.
Lalu Purnapun mulai menceritakan kejadia mengerikan yang menimpa diri dan majikannya.

Semua yang ada diruangan itu hanya bias diam membisu seolah merasakan ketakutan seperti yang dialami Purna.
Sesekali Kristin membelai lengan suaminya karena ikut terbawa kengerian peristiwa malam itu.
Air mata mereka tak bias terbendung mendengar penuturan Purna, suasana haru menyelimuti ruangan itu. Mereka semua merasa besyukur karena masih diberi kesempatan untuk berkumpul dengan orang-orang terkasih mereka.

Hampir satu minggu Purna dirawat dirumah sakit, dia ditemani oleh anak dan istrinya yang setia, hatinya merasa bahagia bisa bersama lagi dengan keluarganya.

Besok paginya Purna sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, setelah mengemasi barang-barangnya merekapun pulang meninggalkan rumah sakit ditemani oleh pak Anton dan keluarganya.
Diperjalan Purna hanya terdiam dan sesekali bercengkrama dengan anak dan istrinya.

Setelah hampir satu jam diperjalan mobil mereka berhenti didepan sebuah rumah yang sangat asri, sebuah rumah dengan taman indah dan sebuah rumah pohon disudut kanan taman.

Begitu turun dari mobil Purna langsung mengenali rumah itu, rumah yang telah ia tinggalkan hampir satu tahun lamanya.
Sambil bergandengan tangan keluarga kecil itu segera memasuki halaman rumah yang selama ini menjadi istana mereka bertiga.

Singkat cerita keesokan paginya Purna, Kristin dan Affa duduk duduk diatas rumah pohon mereka sambil menikmati indahnya matahari terbit, hangat mentari menambah bahagia ketiganya.
Affa lalu menjulurkan tangannya yang mungil kearah matahari terbit.
“ Affa lagi apa dik....?”’ tanya Purna pada putrinya
“ Affa lagi menyelesaikan lukisan awan affa yah....”
“ emang Affa sedang melukis apa?”
“ Affa melukis kita diawan itu yah...”
Karena merasa penasaran sambil memeluk putrinya, Kristin dan Purna melihat kearah indahnya matahari terbit, dan benar sebuah pemandangan indah terpampang dihadapan mereka, gumpalan awan putih seolah olah membentuk mereka bertiga yang seakan sedang berpelukan.

Ketiganya sangat bahagia, tertawa bersenda gurau dan menghabiskan waktu seharian dirumah pohon mereka.

Tak terasa matahari mulai tenggelam, Purna mengajak anak dan istrinya turun dan mulai melangkah kerumah sambil tetap tidak melepaskan gandeng tangan mereka.

Akan tetapi baru tiga langkah mereka meninggalkan rumah pohon itu, Purna seperti mendengar dirinya disapa oleh seseorang dari arah rumah pohon.
“ Purnaaa.....”
Suara itu begitu dia kenal, suara orang yang selalu dia temani dalam setiap kegiatan bisnisnya.
Suara orang yang terakhir kali bersama dia saat kejadian mengerikan itu menimpa mereka.
Suara itu sangat lirih, seperti orang merintih...
“ Pak Hadi.......???” jawab Purna dalam hati.

Kamis, 27 September 2012

MISTERI SEMESTA - 3

MELUKIS AWAN ( 3 )

...Tiba tiba langkah mereka seperti terhenti oleh tembok yang tidak kasat mata, mereka bertiga hanya bisa menjulurkan kedua tangan mereka sambil berteriak memanggil nama orang orang terkasih mereka tanpa bisa bersuara...

Sementara Kristin dan Affa lerlelap dan memasuki alam mimpi mereka masing –masing, ditepi sebuah sungai kecil dengan batu-batunya yang terjal jauh dihutan yang lebat ,sesosok tubuh manusia tergeletak tidak sadarkan diri, pakaiannya robek-robek, tubuhnya penuh goresan luka dan bekas darah kering yang mewarnai baju membuat kondisinya bertambah sangat memprihatinkan, tapi terlihat masih ada tanda tanda bahwa dia masih bernapas. Kondisinya sangat lemah, nafasnya kadang kadang tersengal sengal seolah merasakan sesuatu jauh di alam bawah sadarnya.

Dia adalah Purna, dia merasa seolah olah sedang berjalan perlahan menuju rumahnya, dia melihat pemandangan indah didepan matanya, rumah mungilnya yang rindang dihiasi tanaman warna warni, dia juga melihat rumah pohon yang tidak asing lagi baginya, disana dia juga menyaksikan anak dan istri tercintanya sedang bermain bercengkrama ditaman. Akan tetapi ada yang janggal dari pemandangan itu, semua yang dilihatnya seolah berwarna putih, anak dan istrinya seolah tidak mengetahui kehadirannya, Purna ingin sekali berteriak menyapa keduanya , tapi seolah tidak ada yang bisa keluar dari mulutnya, suaranya seperti tidak didengar oleh keduanya. Purna hanya bisa berdiri ditengah-tengah gapura halaman rumahnya, air matanya menetes membasahi kedua pipinya sementara kedua kakinya tidak bisa melangkah masuk kehalaman rumahnya sendiri walupun dia sudah berusaha mengangkat kedua kakinya untuk berjalan menemui kedua kekasih hatinya itu.

Ditengah keputus asannya tiba tiba anak dan istrinya menoleh kearahnya, mereka merasa sangat bahagia melihat orang yang menjadi panutan mereka berdiri dihadapan mereka.
Kemudian merakapun berlari menghampiri Purna, akan tetapi tinggal satu langkah saja Affa dan Kristin mau memeluk Purna, tiba tiba langkah mereka seperti terhenti oleh tembok yang tidak kasat mata, kereka bertiga hanya bisa saling menjulurkan kedua tangan mereka sambil berteriak memanggil nama orang orang terkasih mereka tanpa bisa mengeluarkan suara.

Rupanya apa yang sedang dialami diluar alam bawah sadar Purna dialami pula oleh Affa dan Kristin didalam mimpi mereka malam itu. mereka terus berusaha sekuat tenaga untuk saling meraih tangan ketiganya, dengan berlinangan air mata dan teriakan tak bersuara.
Akhirnya dengan kekuatan cinta yang ada dihati mereka tangan Affa dan kristin berhasil meraih tangan Purna, kemudian merekapun berpelukan dengan sangat erat.
Tangis haru mewarnai pertemuan ketiganya.
Sementara itu dalam waktu yang bersamaan Kristin dan Affa tiba-tiba terbangun dari mimpi keduanya, sedangkan Purna seperti terhenyak dari hilang sadarnya, dia terbangun dan terduduk seolah ada kehidupan baru dalam dirinya.
“ Ayaaah...!!!!”,
Affa dan Kristin secara bersamaan langsung memanggil nama Purna
“ Affa... dik Krisss....!!!”
demikian pula Purna, seolah ada kekuatan batin yang menghubungkan hati mereka bertiga.
Didalam kamar itu Affa dan Kristin saling berpandangan, kemudian kristin langsung memeluk dengan sangat erat buah hatinya itu, mereka menangis bersamaan seolah merasakan keharuan yang mendalam begitu kedua ibu dan anak itu terjaga dari mimpi aneh mereka. Beberapa saat tangis mereka mulai mereda.
Kristin berusaha menenangkan buah hatinya itu, dia mendekap dan mengelus rambut putrinya dengan penuh kasih sayang sementara air matanya masih mengalir dipipinya yang putih itu.
“ Bobok lagi ya sayang....., Affa mimpi ayah ya...??”
“ He..emm, Affa kangen ayah maaa...“, sahut Affa dengan sesenggukan.
“ Iya, mama juga kangen ayah..., ya sdh semoga ayah sehat-sehat saja disana ya....”
“ Ayo kita bobok lagi sayang.....”
Sebentar kemudian Affa sdh tertidur lagi dipelukan ibundanya, sementara Kristin berusaha untuk tidur tapi tidak bisa memejamkan matanya, dia seolah mencari arti mimpi yang baru saja ia alami.

Ditepi sungai yang sangat gelap dan sepi itu Purna berusaha bangkit dari duduknya, tapi seolah tubuhnya masih terasa lemah, dia merasakan sakit disekujur tubuhnya, kemudian dia segera menepi dan kembali duduk untuk menenangkan dirinya. Purna berusaha mengingat ingat apa yang sebenarnya baru saja iya alami, mengapa dia bisa berada ditepi sungai yang sunyi sendirian. Matanya berusaha menyapu disekitar dia duduk, tidak ada siapa-siapa, hanya dia sendirian disitu, dan entah berapa lama dia berada disungai itu. Perlahan dia berusaha mengumpulkan sisa sisa ingatannya, sedikit demi sedikit dia mulai mengingat kejadian yang baru dia alami.

Waktu itu dia dan majikannya sedang naik mobil berdua, saat itu hari mulai menjelang malam, mereka berdua baru saja mengambil sampel barang yang akan mereka tawarkan kebeberapa supermarket besok harinya. Sebenarnya perjalanan mereka hanya tinggal melewati hutan itu sebelum mereka sampai kehotel tempat mereka menginap.Tidak ada perasaan apa-apa saat mereka melewati jalanan hutan yang lebat dan sepi itu, hanya satu dua mobil yang berpapasan dengan mereka, maklum hutan itu terkenal agak angker menurut cerita penduduk disekitar hutan, karena sering terjadi kecelakaan didaerah situ, tapi mereka tidak tahu apa yang dialami para pengemudi atau para pengendara motor sehingga sering terjadi kecelakaan tunggal disana. Mobil mereka berjalan dengan kecepatan tidak lebih dari 80 km/jam, selama diperjalanan mereka berdua hanya terdiam, mungkin karena merasa kelelahan setelah berbisnis seharian penuh. Setelah beberapa saat memasuki hutan , disebuah tikungan yang sepi merekla dikejutkan oleh sebuah mobil yang tiba-tiba sudah menghadang ditengah jalan. Karena kaget Purna langsung mengerem mobilnya dan banting setir kenanan dan berhenti dipinggir jalan.
“ Awas purna..!!!”, teriak majikannya...
Tapi blom sempat Purna menyadari apa yang terjadi dia dan majikannya dikejutkan oleh kedatangan empat orang bertubuh tegap dan dempal menuju kearah mereka.
“ Hati-hati Purna, kelihatannya mereka berniat tidak baik pada kita,..!! “
“ Iya pak..!!”, sahut Purna.
“ Ayo kita Pergi saja...!!” teriak majikannya dengan panik.
“ Iya...iya pak..! “, dengan gugup Purna berusaha menghidupkan mobilnya, tapi usahanya selalu gagal, mungkin karena mobilnya berhenti terlalu mendadak atau entah kenapa sehingga mobil itu tidak bisa dia jalankan dengan segera.
“ Aduh mogok bosss...!!!”
Mereka semakin panik, sementara orang orang itu semakin dekat kearah mereka.
“ Kita lari saja Pur...!!!”
Lalu tanpa menunggu aba aba lagi mereka berdua segera keluar dari mobil. Purna yang turun dari sebelah kanan mobil sama sekali tidak menyadari kalau mobilnya itu berhenti persis dipinggir jurang, mungkin karena keadaan begitu gelap dan sangat paniknya dia, Purna segera melompat menjauh, tapi kakinya tersandung batu dan tubuhnyapun langsung terjun bebas kejurang yang dalam itu.

Next...

...Samar-samar dikejauhan dia melihat sebuah mobil berjalan kearahnya, Purna lalu melambaikan tangannya, tapi tiba-tiba dia merasa tubuhnya sangat lemah, kepalanya terasa sangat pusing, matanya berkunang-kunang...

SOLUSI KOMPUTER


SELALU GAGAL SAAT BURNING CD/DVD


Pembaca yang budiman, ini bermula dari pengalamaN pribadi saya, waktu itu saya bermaksud untuk copy/burning CD, sekedar untuk koleksi pribadi lah....

Sebenarnya langkah-langkah standart untuk proses burning CD sudah saya lakukan sebagaimana mestinya, baik program ( saya memakai NERO ), keping CD blank baru dan juga CD asal yang akan saya copy ( kondisi bagus semua ).

Tapi anehnya saat proses burning CD, begitu sampai persentase ke 10 %, eeee.... proses terhenti, setelah saya periksa ternyata keping CD sudah mengalami proses writing to CD, jadi sudah terlihat guratan copy CD pada keping CD saya yang kosong tadi.

Saya berusaha meyakinkan diri kalau proses burning yang saya lakukan sudah benar, Saya mengulanginya hingga tiga kali tetapi hasilnya tetap sama yaitu selalu terhenti pada prosentase ke 13 dan tiga kali pula saya kehilangan tiga buah CD Blank karena rusak tadi.

Prediksi saya saat itu mungkin DVD/RW saya sudah tidak normal, atau RAM saya juga mungkin sudah setengah mati dan minta ganti, maklum spec komputer saya tergolong jadul, masih Pentium 4, hehehe.... atau mungkin kabel data keDVD/RW minta ganti.

Hemmmm.... tapi kayaknya semua usaha saya sudah maksimal, 
Tapi syukurlah saat saya hampir putus asa, secara tidak sengaja saya melihat tampilan jam pada layar desktop yang letaknya dibawah pojok kanan.

Saya perhatikan kok tidak berubah padahal saya sudah menghidupkan komputer sekitar 45 menit.
Saya baru sadar kalalu bateray CMOS saya bermasalah atau malah mungkin waktunya diganti.
Langkah selanjutnya saya buka cassing CPU lalu saya ganti batrey CMOS dengan yang baru.
Kemudian saya atur ulang settingan BIOS sebagaimana mestinya.

Setelah itu saya coba untuk burning CD lagi dan Alhamdulillah lancar dan hasilnya bagus.

Perlu pembaca ingat bahwa setelah mengganti batrey CMOS pastilah settingan BIOS mengalami “RESET“.

Jadi kesimpulannya apabila pembaca yang budiman mengalami kejadian seperti pengalaman saya diatas maka silahkan coba cara dibawah ini:
1.      Perhatikan posisi jam saat ini
2.     Tunggu sekitar 15 menit kemudian, apakah posisi jam berubah normal atau berhenti
3.     Apabila posisi jam tetap seperti semula maka langsung saja ganti batrey CMOS dengan yang baru.
4.    Apabila posisi jam berjalan normal maka untuk memastikannya coba restart komputer apakah posisi jam kembali keposisi 15 menit yang lalu atau tetap berjalan normal, kalau perubahan jamnya lambat maka sudah bisa dipastikan batrey mulai melemah dan segera kita ganti saja
5.      InsyaAlloh proses Burning CD bisa berjalan dengan normal kembali.

Demikian artikel ini saya buat semoga bisa manfaat untuk kita semua, saya mengalami kejadian ini sudah dua kali pada komputer yang berbeda dan hasilnya terbukti.
tapi apabila solusi dari pengalaman saya ini tidak sesuai dengan teori yang sesungguhnya, dengan tangan terbuka saya menerima tambahan ilmu dari teman-teman  semua....

Sabtu, 22 September 2012

MISTERI SEMESTA - 2


MELUKIS AWAN ( 2 )

...Tiba tiba tanpa sengaja Kristin tersedak dan terbatuk batuk begitu mendengar jawaban dari putri nya yang masih polos, itu sampai sampai dekapannya hampir lepas dan Affa hampir saja terjatuh dari pangkuannya...

Malam itu sehabis maghrib seperti biasanya sesudah mengajari Affa membaca dan menulis Kristin mengajak buah hatinya duduk duduk diteras rumah sambil bercerita dan bercengkrama dengan sesekali mereka memakan kentang goreng yang menjadi kesukaan Affa, malam itu terasa begitu dingin tidak seperti biasanya, sampai sampai Affa minta duduk dipangkuan ibunya sembari memeluk lengan ibunya untuk dirapatkan ketubuhnya. Kristin mengusap rambut putri kecilnya dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Sejenak dia bertanya pada buah hatinya itu,
“ Affa kangen tidak sama ayah?...”
Lalu tanpa memandang kearah ibunya dengan lugu dan cuek Affa menjawab, “ Enggak.....!!”, dengan agak penasaran kemudian Kristin bertanya lagi sambil mencubit kecil lengan putrinya,
“ Affa, masa tidak kangen sama ayah??”,
Sambil meringgis lagi-lagi Affa menjawab,
“ Tidak ma....., aduh sakit lo...! masak aku sampai dicubit gini...?!”.
“ Mama lo kuangen banget sama ayah, masa Affa tidak kangen sama sekali  sama ayah...??!!
kembali Kristin ingin menyakinkan pendengaran atas apa yang dikatakan putrinya, lalu dengan perlahan dia bertanya,
“ kenapa kok Affa tidak kangen sama ayah...???”
“ karena tiap pagi aku selalu ketemu ayah ma...”

Tiba tiba tanpa sengaja Kristin tersedak dan terbatuk batuk begitu mendengar jawaban dari putri nya yang masih polos itu sampai sampai dekapannya hampir lepas dan Affa hampir saja terjatuh dari pangkuannya, tapi untunglah sikecil secara reflek mencengkeram lengan ibunya sehingga dia tidak jadi terjatuh.

“ kenapa ma...??” Affa bertanya pada ibunya.
“ tidak, tidak apa apa kok sayang, mama Cuma tersedak kentang goreng ini lo....” Kristin mencoba menenangkan dirinya dan segera meminun air putih yang sejak tadi belum diminumnya, beberapa saat Kristin terdiam, dipeluknya erat putri kecilnya seolah tidak ingin kehilangan buah hatinya itu. Pandangannya langsung tertuju kerumah pohon yang kelihatan cantik dimalam hari karena sengaja dipasang lampu warna warni oleh suaminya.
Tiba tiba kerinduan pada suaminya yang sempat menusuk hatinya pagi tadi kembali memenuhi ruang dihatinya yang tanpa terasa air matanya kembali menetes. Sementara itu Affa sudah mulai mengantuk karena merasa nyaman dipangkuan ibundanya dan sesekali kepalanya tergeleng tidak sengaja karena menahan kantuk yang mungkin sudah mulai merayapi dan memasuki ruang mimpinya.

Belum sampai lima menit Kristin terbuai dalam lamunannya dia dikejutkan oleh gumam Affa.
“ Yaaah, ayaaah.... cepat pulang ya..., yaah... ayaaaah....”,
Kelihatannya dia sedang bermimpi, dan langsung terbangun sebelum sempat Kristin membangunkan putrinya itu.
“ Maaaa, ayah datang....”,
Kristiani membalikkan tubuh putrinya menghadap dirinya seraya menatap tajam wajah gadis mungil didepannya dengan tatapan yang berkaca-kaca, bibirnya bergetar, sejenak dia tidak dapat mengucap sepatah katapun, dia kembali mendekap erat tubuh putrinya itu, sementara air matanya kini sudah tidak dapat terbendung lagi menahan keharuan. Affa yang merasakan kegelisahan ibundanya sampai ikut menangis seperti seorang anak yang ditinggal ibunya.

Keduanya menangis sambil berpelukan.
“ Maaa... affa kangen ayah....., kapan ayah pulang maaa....???”
“ Ayah kan lagi kerja nduk......, seminggu lagi pasti ayah sudah pulang.... dan kita bisa main bersama-sama lagi dirumah pohon Affa...”
“Kita masuk rumah saja ya... disini dingin sekali...!!”
Sambil menggendong Affa Kristin beranjak dari tempat duduknya, dia mencoba menenangkan putrinya itu sembari berjalan menuju dalam rumah. Tidak lupa dia menutup pintu rumah dan menguncinya dari dalam. Suasana hangat segera menyelimuti keduanya, begitu ibu dan anak itu sdh ada diruang tamu.
“ Kita bobok saja ya, besok kan Affa harus sekolah lagi....”,
“ Iya maaaa...”, jawab Affa sambil mengangguk.

Merekapun segera menuju kamar tidur. Kristin segera merebahkan putrinya itu diatas tempat tidur dan menyelimuti gadis kecilnya itu. Sementara dia juga merebahkan diri disamping putrinya, matamya masih tampak berkaca kaca, dia seperti melamun, pandangan matanya menyapu atap rumah seperti ingin mencari jawaban atas apa yang sesungguhnya sedang dialami oleh suaminya dirantauan. Surat terakhir suaminya baru dia terima empat hari yang lalu, padahal secara rutin sang suami selalu berkirim surat seminggu sekali. Kedua ibu dan anak itu masih saja belum bisa memejamkan matanya, seolah terbawa oleh lamunan masing masing.


Untuk beberapa saat keheningan  menyelimuti kamar tidur yang remang remang itu.
“ Affa tadi mimpi apa nduk..?? tanya Kristin memecah keheningan.
“ kenapa ma...?”, sahut Affa,
“ tidak apa-apa fa.... mama Cuma tanya saja..”
“ tadi ayah seperti pulang dari kerja, tapi tidak mau masuk ke halaman ma...., Cuma diam saja memandangi kita digapura rumah kita ma....”,
“terus....?!?” potong Kristin penasaran...
“ ayah minta kita gandeng  tangannya..., dan tadi affa sdh menggandeng tangan ayah lalu aku terbangun ma... “. Kristin hanya terdiam mendengar cerita anaknya yang masih polos itu, agak lega dia mendengarnya.
“ terus... katanya Affa tiap hari selalu ketemu ayah dirumah pohon, iya to.....??”
“ Iya maaaa..., tiap kali affa memandang matahari terbit, seolah wajah ayah keluar dari matahari itu, ayah selalu tersenyum pada affa..”
“ lalu....?!”, sahut Kristin
“ Affa pingin memegang wajah ayah, dan tiap kali affa menjulurkan jari affa ke awan, ayah selalu tersenyum ma....”
“ teruss...terus....!! ”, Kristin semakin penasaran
“ affa lalu  melukis awan dengan jari affa... eeee.... ayah malah tertawa ma....”
“ makanya affa seperti didatangi ayah tiap pagi dirumah pohon itu maa...”
“ Hemmm, ya sudah, mungkin ayah minta kita doakan semoga pekerjaanya lancar dan selalu sehat ”,
“ Iya ma....”,
kemudian mereka berdoa bersama, dan beberapa saat kemudian keduanya sdh tertidur dan memasuki mimipi indah mereka masing-masing.

Next...

...Tiba tiba langkah mereka seperti terhenti oleh tembok yang tidak kasat mata, kereka bertiga hanya bisa menjulurkan kedua tangan mereka sambil berteriak memanggil nama orang orang terkasih mereka tanpa suara...