MELUKIS AWAN ( 3 )
...Tiba tiba langkah mereka seperti
terhenti oleh tembok yang tidak kasat mata, mereka bertiga hanya bisa
menjulurkan kedua tangan mereka sambil berteriak memanggil nama orang orang
terkasih mereka tanpa bisa bersuara...
Sementara
Kristin dan Affa lerlelap dan memasuki alam mimpi mereka masing –masing, ditepi
sebuah sungai kecil dengan batu-batunya yang terjal jauh dihutan yang lebat
,sesosok tubuh manusia tergeletak tidak sadarkan diri, pakaiannya robek-robek,
tubuhnya penuh goresan luka dan bekas darah kering yang mewarnai baju membuat
kondisinya bertambah sangat memprihatinkan, tapi terlihat masih ada tanda tanda
bahwa dia masih bernapas. Kondisinya sangat lemah, nafasnya kadang kadang
tersengal sengal seolah merasakan sesuatu jauh di alam bawah sadarnya.
Dia
adalah Purna, dia merasa seolah olah sedang berjalan perlahan menuju rumahnya,
dia melihat pemandangan indah didepan matanya, rumah mungilnya yang rindang
dihiasi tanaman warna warni, dia juga melihat rumah pohon yang tidak asing lagi
baginya, disana dia juga menyaksikan anak dan istri tercintanya sedang bermain
bercengkrama ditaman. Akan tetapi ada yang janggal dari pemandangan itu, semua
yang dilihatnya seolah berwarna putih, anak dan istrinya seolah tidak mengetahui
kehadirannya, Purna ingin sekali berteriak menyapa keduanya , tapi seolah tidak
ada yang bisa keluar dari mulutnya, suaranya seperti tidak didengar oleh
keduanya. Purna hanya bisa berdiri ditengah-tengah gapura halaman rumahnya, air
matanya menetes membasahi kedua pipinya sementara kedua kakinya tidak bisa
melangkah masuk kehalaman rumahnya sendiri walupun dia sudah berusaha
mengangkat kedua kakinya untuk berjalan menemui kedua kekasih hatinya itu.
Ditengah
keputus asannya tiba tiba anak dan istrinya menoleh kearahnya, mereka merasa
sangat bahagia melihat orang yang menjadi panutan mereka berdiri dihadapan
mereka.
Kemudian
merakapun berlari menghampiri Purna, akan tetapi tinggal satu langkah saja Affa
dan Kristin mau memeluk Purna, tiba tiba
langkah mereka seperti terhenti oleh tembok yang tidak kasat mata, kereka
bertiga hanya bisa saling menjulurkan kedua tangan mereka sambil berteriak
memanggil nama orang orang terkasih mereka tanpa bisa mengeluarkan suara.
Rupanya
apa yang sedang dialami diluar alam bawah sadar Purna dialami pula oleh Affa
dan Kristin didalam mimpi mereka malam itu. mereka terus berusaha sekuat tenaga
untuk saling meraih tangan ketiganya, dengan berlinangan air mata dan teriakan
tak bersuara.
Akhirnya
dengan kekuatan cinta yang ada dihati mereka tangan Affa dan kristin berhasil
meraih tangan Purna, kemudian merekapun berpelukan dengan sangat erat.
Tangis
haru mewarnai pertemuan ketiganya.
Sementara
itu dalam waktu yang bersamaan Kristin dan Affa tiba-tiba terbangun dari mimpi keduanya,
sedangkan Purna seperti terhenyak dari hilang sadarnya, dia terbangun dan
terduduk seolah ada kehidupan baru dalam dirinya.
“
Ayaaah...!!!!”,
Affa
dan Kristin secara bersamaan langsung memanggil nama Purna
“
Affa... dik Krisss....!!!”
demikian
pula Purna, seolah ada kekuatan batin yang menghubungkan hati mereka bertiga.
Didalam
kamar itu Affa dan Kristin saling berpandangan, kemudian kristin langsung
memeluk dengan sangat erat buah hatinya itu, mereka menangis bersamaan seolah
merasakan keharuan yang mendalam begitu kedua ibu dan anak itu terjaga dari
mimpi aneh mereka. Beberapa saat tangis mereka mulai mereda.
Kristin
berusaha menenangkan buah hatinya itu, dia mendekap dan mengelus rambut
putrinya dengan penuh kasih sayang sementara air matanya masih mengalir
dipipinya yang putih itu.
“ Bobok
lagi ya sayang....., Affa mimpi ayah ya...??”
“
He..emm, Affa kangen ayah maaa...“, sahut Affa dengan sesenggukan.
“ Iya,
mama juga kangen ayah..., ya sdh semoga ayah sehat-sehat saja disana ya....”
“ Ayo
kita bobok lagi sayang.....”
Sebentar
kemudian Affa sdh tertidur lagi dipelukan ibundanya, sementara Kristin berusaha
untuk tidur tapi tidak bisa memejamkan matanya, dia seolah mencari arti mimpi
yang baru saja ia alami.
Ditepi
sungai yang sangat gelap dan sepi itu Purna berusaha bangkit dari duduknya,
tapi seolah tubuhnya masih terasa lemah, dia merasakan sakit disekujur
tubuhnya, kemudian dia segera menepi dan kembali duduk untuk menenangkan
dirinya. Purna berusaha mengingat ingat apa yang sebenarnya baru saja iya
alami, mengapa dia bisa berada ditepi sungai yang sunyi sendirian. Matanya
berusaha menyapu disekitar dia duduk, tidak ada siapa-siapa, hanya dia
sendirian disitu, dan entah berapa lama dia berada disungai itu. Perlahan dia
berusaha mengumpulkan sisa sisa ingatannya, sedikit demi sedikit dia mulai
mengingat kejadian yang baru dia alami.
Waktu
itu dia dan majikannya sedang naik mobil berdua, saat itu hari mulai menjelang
malam, mereka berdua baru saja mengambil sampel barang yang akan mereka
tawarkan kebeberapa supermarket besok harinya. Sebenarnya perjalanan mereka
hanya tinggal melewati hutan itu sebelum mereka sampai kehotel tempat mereka
menginap.Tidak ada perasaan apa-apa saat mereka melewati jalanan hutan yang
lebat dan sepi itu, hanya satu dua mobil yang berpapasan dengan mereka, maklum
hutan itu terkenal agak angker menurut cerita penduduk disekitar hutan, karena
sering terjadi kecelakaan didaerah situ, tapi mereka tidak tahu apa yang
dialami para pengemudi atau para pengendara motor sehingga sering terjadi
kecelakaan tunggal disana. Mobil mereka berjalan dengan kecepatan tidak lebih
dari 80 km/jam, selama diperjalanan mereka berdua hanya terdiam, mungkin karena
merasa kelelahan setelah berbisnis seharian penuh. Setelah beberapa saat
memasuki hutan , disebuah tikungan yang sepi merekla dikejutkan oleh sebuah
mobil yang tiba-tiba sudah menghadang ditengah jalan. Karena kaget Purna
langsung mengerem mobilnya dan banting setir kenanan dan berhenti dipinggir
jalan.
“ Awas
purna..!!!”, teriak majikannya...
Tapi
blom sempat Purna menyadari apa yang terjadi dia dan majikannya dikejutkan oleh
kedatangan empat orang bertubuh tegap dan dempal menuju kearah mereka.
“
Hati-hati Purna, kelihatannya mereka berniat tidak baik pada kita,..!! “
“ Iya
pak..!!”, sahut Purna.
“ Ayo
kita Pergi saja...!!” teriak majikannya dengan panik.
“
Iya...iya pak..! “, dengan gugup Purna berusaha menghidupkan mobilnya, tapi
usahanya selalu gagal, mungkin karena mobilnya berhenti terlalu mendadak atau
entah kenapa sehingga mobil itu tidak bisa dia jalankan dengan segera.
“ Aduh
mogok bosss...!!!”
Mereka
semakin panik, sementara orang orang itu semakin dekat kearah mereka.
“ Kita
lari saja Pur...!!!”
Lalu tanpa
menunggu aba aba lagi mereka berdua segera keluar dari mobil. Purna yang turun
dari sebelah kanan mobil sama sekali tidak menyadari kalau mobilnya itu
berhenti persis dipinggir jurang, mungkin karena keadaan begitu gelap dan
sangat paniknya dia, Purna segera melompat menjauh, tapi kakinya tersandung
batu dan tubuhnyapun langsung terjun bebas kejurang yang dalam itu.
Next...
...Samar-samar dikejauhan dia melihat
sebuah mobil berjalan kearahnya, Purna lalu melambaikan tangannya, tapi
tiba-tiba dia merasa tubuhnya sangat lemah, kepalanya terasa sangat pusing,
matanya berkunang-kunang...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar