Sabtu, 22 September 2012

MISTERI SEMESTA - 2


MELUKIS AWAN ( 2 )

...Tiba tiba tanpa sengaja Kristin tersedak dan terbatuk batuk begitu mendengar jawaban dari putri nya yang masih polos, itu sampai sampai dekapannya hampir lepas dan Affa hampir saja terjatuh dari pangkuannya...

Malam itu sehabis maghrib seperti biasanya sesudah mengajari Affa membaca dan menulis Kristin mengajak buah hatinya duduk duduk diteras rumah sambil bercerita dan bercengkrama dengan sesekali mereka memakan kentang goreng yang menjadi kesukaan Affa, malam itu terasa begitu dingin tidak seperti biasanya, sampai sampai Affa minta duduk dipangkuan ibunya sembari memeluk lengan ibunya untuk dirapatkan ketubuhnya. Kristin mengusap rambut putri kecilnya dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Sejenak dia bertanya pada buah hatinya itu,
“ Affa kangen tidak sama ayah?...”
Lalu tanpa memandang kearah ibunya dengan lugu dan cuek Affa menjawab, “ Enggak.....!!”, dengan agak penasaran kemudian Kristin bertanya lagi sambil mencubit kecil lengan putrinya,
“ Affa, masa tidak kangen sama ayah??”,
Sambil meringgis lagi-lagi Affa menjawab,
“ Tidak ma....., aduh sakit lo...! masak aku sampai dicubit gini...?!”.
“ Mama lo kuangen banget sama ayah, masa Affa tidak kangen sama sekali  sama ayah...??!!
kembali Kristin ingin menyakinkan pendengaran atas apa yang dikatakan putrinya, lalu dengan perlahan dia bertanya,
“ kenapa kok Affa tidak kangen sama ayah...???”
“ karena tiap pagi aku selalu ketemu ayah ma...”

Tiba tiba tanpa sengaja Kristin tersedak dan terbatuk batuk begitu mendengar jawaban dari putri nya yang masih polos itu sampai sampai dekapannya hampir lepas dan Affa hampir saja terjatuh dari pangkuannya, tapi untunglah sikecil secara reflek mencengkeram lengan ibunya sehingga dia tidak jadi terjatuh.

“ kenapa ma...??” Affa bertanya pada ibunya.
“ tidak, tidak apa apa kok sayang, mama Cuma tersedak kentang goreng ini lo....” Kristin mencoba menenangkan dirinya dan segera meminun air putih yang sejak tadi belum diminumnya, beberapa saat Kristin terdiam, dipeluknya erat putri kecilnya seolah tidak ingin kehilangan buah hatinya itu. Pandangannya langsung tertuju kerumah pohon yang kelihatan cantik dimalam hari karena sengaja dipasang lampu warna warni oleh suaminya.
Tiba tiba kerinduan pada suaminya yang sempat menusuk hatinya pagi tadi kembali memenuhi ruang dihatinya yang tanpa terasa air matanya kembali menetes. Sementara itu Affa sudah mulai mengantuk karena merasa nyaman dipangkuan ibundanya dan sesekali kepalanya tergeleng tidak sengaja karena menahan kantuk yang mungkin sudah mulai merayapi dan memasuki ruang mimpinya.

Belum sampai lima menit Kristin terbuai dalam lamunannya dia dikejutkan oleh gumam Affa.
“ Yaaah, ayaaah.... cepat pulang ya..., yaah... ayaaaah....”,
Kelihatannya dia sedang bermimpi, dan langsung terbangun sebelum sempat Kristin membangunkan putrinya itu.
“ Maaaa, ayah datang....”,
Kristiani membalikkan tubuh putrinya menghadap dirinya seraya menatap tajam wajah gadis mungil didepannya dengan tatapan yang berkaca-kaca, bibirnya bergetar, sejenak dia tidak dapat mengucap sepatah katapun, dia kembali mendekap erat tubuh putrinya itu, sementara air matanya kini sudah tidak dapat terbendung lagi menahan keharuan. Affa yang merasakan kegelisahan ibundanya sampai ikut menangis seperti seorang anak yang ditinggal ibunya.

Keduanya menangis sambil berpelukan.
“ Maaa... affa kangen ayah....., kapan ayah pulang maaa....???”
“ Ayah kan lagi kerja nduk......, seminggu lagi pasti ayah sudah pulang.... dan kita bisa main bersama-sama lagi dirumah pohon Affa...”
“Kita masuk rumah saja ya... disini dingin sekali...!!”
Sambil menggendong Affa Kristin beranjak dari tempat duduknya, dia mencoba menenangkan putrinya itu sembari berjalan menuju dalam rumah. Tidak lupa dia menutup pintu rumah dan menguncinya dari dalam. Suasana hangat segera menyelimuti keduanya, begitu ibu dan anak itu sdh ada diruang tamu.
“ Kita bobok saja ya, besok kan Affa harus sekolah lagi....”,
“ Iya maaaa...”, jawab Affa sambil mengangguk.

Merekapun segera menuju kamar tidur. Kristin segera merebahkan putrinya itu diatas tempat tidur dan menyelimuti gadis kecilnya itu. Sementara dia juga merebahkan diri disamping putrinya, matamya masih tampak berkaca kaca, dia seperti melamun, pandangan matanya menyapu atap rumah seperti ingin mencari jawaban atas apa yang sesungguhnya sedang dialami oleh suaminya dirantauan. Surat terakhir suaminya baru dia terima empat hari yang lalu, padahal secara rutin sang suami selalu berkirim surat seminggu sekali. Kedua ibu dan anak itu masih saja belum bisa memejamkan matanya, seolah terbawa oleh lamunan masing masing.


Untuk beberapa saat keheningan  menyelimuti kamar tidur yang remang remang itu.
“ Affa tadi mimpi apa nduk..?? tanya Kristin memecah keheningan.
“ kenapa ma...?”, sahut Affa,
“ tidak apa-apa fa.... mama Cuma tanya saja..”
“ tadi ayah seperti pulang dari kerja, tapi tidak mau masuk ke halaman ma...., Cuma diam saja memandangi kita digapura rumah kita ma....”,
“terus....?!?” potong Kristin penasaran...
“ ayah minta kita gandeng  tangannya..., dan tadi affa sdh menggandeng tangan ayah lalu aku terbangun ma... “. Kristin hanya terdiam mendengar cerita anaknya yang masih polos itu, agak lega dia mendengarnya.
“ terus... katanya Affa tiap hari selalu ketemu ayah dirumah pohon, iya to.....??”
“ Iya maaaa..., tiap kali affa memandang matahari terbit, seolah wajah ayah keluar dari matahari itu, ayah selalu tersenyum pada affa..”
“ lalu....?!”, sahut Kristin
“ Affa pingin memegang wajah ayah, dan tiap kali affa menjulurkan jari affa ke awan, ayah selalu tersenyum ma....”
“ teruss...terus....!! ”, Kristin semakin penasaran
“ affa lalu  melukis awan dengan jari affa... eeee.... ayah malah tertawa ma....”
“ makanya affa seperti didatangi ayah tiap pagi dirumah pohon itu maa...”
“ Hemmm, ya sudah, mungkin ayah minta kita doakan semoga pekerjaanya lancar dan selalu sehat ”,
“ Iya ma....”,
kemudian mereka berdoa bersama, dan beberapa saat kemudian keduanya sdh tertidur dan memasuki mimipi indah mereka masing-masing.

Next...

...Tiba tiba langkah mereka seperti terhenti oleh tembok yang tidak kasat mata, kereka bertiga hanya bisa menjulurkan kedua tangan mereka sambil berteriak memanggil nama orang orang terkasih mereka tanpa suara...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar