MELUKIS AWAN ( 2 )
...Tiba tiba tanpa sengaja Kristin tersedak dan terbatuk batuk begitu
mendengar jawaban dari putri nya yang masih polos, itu sampai sampai dekapannya
hampir lepas dan Affa hampir saja terjatuh dari pangkuannya...
Malam
itu sehabis maghrib seperti biasanya sesudah mengajari Affa membaca dan menulis
Kristin mengajak buah hatinya duduk duduk diteras rumah sambil bercerita dan
bercengkrama dengan sesekali mereka memakan kentang goreng yang menjadi
kesukaan Affa, malam itu terasa begitu dingin tidak seperti biasanya, sampai
sampai Affa minta duduk dipangkuan ibunya sembari memeluk lengan ibunya untuk
dirapatkan ketubuhnya. Kristin mengusap rambut putri kecilnya dengan lembut dan
penuh kasih sayang.
Sejenak
dia bertanya pada buah hatinya itu,
“ Affa
kangen tidak sama ayah?...”
Lalu
tanpa memandang kearah ibunya dengan lugu dan cuek Affa menjawab, “
Enggak.....!!”, dengan agak penasaran kemudian Kristin bertanya lagi sambil
mencubit kecil lengan putrinya,
“ Affa,
masa tidak kangen sama ayah??”,
Sambil
meringgis lagi-lagi Affa menjawab,
“ Tidak
ma....., aduh sakit lo...! masak aku sampai dicubit gini...?!”.
“ Mama
lo kuangen banget sama ayah, masa Affa tidak kangen sama sekali sama ayah...??!!
kembali
Kristin ingin menyakinkan pendengaran atas apa yang dikatakan putrinya, lalu
dengan perlahan dia bertanya,
“
kenapa kok Affa tidak kangen sama ayah...???”
“
karena tiap pagi aku selalu ketemu ayah ma...”
Tiba
tiba tanpa sengaja Kristin tersedak dan terbatuk batuk begitu mendengar jawaban
dari putri nya yang masih polos itu sampai sampai dekapannya hampir lepas dan
Affa hampir saja terjatuh dari pangkuannya, tapi untunglah sikecil secara
reflek mencengkeram lengan ibunya sehingga dia tidak jadi terjatuh.
“
kenapa ma...??” Affa bertanya pada ibunya.
“
tidak, tidak apa apa kok sayang, mama Cuma tersedak kentang goreng ini lo....”
Kristin mencoba menenangkan dirinya dan segera meminun air putih yang sejak
tadi belum diminumnya, beberapa saat Kristin terdiam, dipeluknya erat putri
kecilnya seolah tidak ingin kehilangan buah hatinya itu. Pandangannya langsung
tertuju kerumah pohon yang kelihatan cantik dimalam hari karena sengaja
dipasang lampu warna warni oleh suaminya.
Tiba
tiba kerinduan pada suaminya yang sempat menusuk hatinya pagi tadi kembali
memenuhi ruang dihatinya yang tanpa terasa air matanya kembali menetes.
Sementara itu Affa sudah mulai mengantuk karena merasa nyaman dipangkuan
ibundanya dan sesekali kepalanya tergeleng tidak sengaja karena menahan kantuk yang
mungkin sudah mulai merayapi dan memasuki ruang mimpinya.
Belum
sampai lima menit Kristin terbuai dalam lamunannya dia dikejutkan oleh gumam
Affa.
“
Yaaah, ayaaah.... cepat pulang ya..., yaah... ayaaaah....”,
Kelihatannya
dia sedang bermimpi, dan langsung terbangun sebelum sempat Kristin membangunkan
putrinya itu.
“
Maaaa, ayah datang....”,
Kristiani
membalikkan tubuh putrinya menghadap dirinya seraya menatap tajam wajah gadis
mungil didepannya dengan tatapan yang berkaca-kaca, bibirnya bergetar, sejenak
dia tidak dapat mengucap sepatah katapun, dia kembali mendekap erat tubuh
putrinya itu, sementara air matanya kini sudah tidak dapat terbendung lagi
menahan keharuan. Affa yang merasakan kegelisahan ibundanya sampai ikut
menangis seperti seorang anak yang ditinggal ibunya.
Keduanya
menangis sambil berpelukan.
“
Maaa... affa kangen ayah....., kapan ayah pulang maaa....???”
“ Ayah
kan lagi kerja nduk......, seminggu lagi pasti ayah sudah pulang.... dan kita
bisa main bersama-sama lagi dirumah pohon Affa...”
“Kita
masuk rumah saja ya... disini dingin sekali...!!”
Sambil menggendong
Affa Kristin beranjak dari tempat duduknya, dia mencoba menenangkan putrinya
itu sembari berjalan menuju dalam rumah. Tidak lupa dia menutup pintu rumah dan
menguncinya dari dalam. Suasana hangat segera menyelimuti keduanya, begitu ibu
dan anak itu sdh ada diruang tamu.
“ Kita
bobok saja ya, besok kan Affa harus sekolah lagi....”,
“ Iya
maaaa...”, jawab Affa sambil mengangguk.
Merekapun
segera menuju kamar tidur. Kristin segera merebahkan putrinya itu diatas tempat
tidur dan menyelimuti gadis kecilnya itu. Sementara dia juga merebahkan diri
disamping putrinya, matamya masih tampak berkaca kaca, dia seperti melamun,
pandangan matanya menyapu atap rumah seperti ingin mencari jawaban atas apa
yang sesungguhnya sedang dialami oleh suaminya dirantauan. Surat terakhir
suaminya baru dia terima empat hari yang lalu, padahal secara rutin sang suami
selalu berkirim surat seminggu sekali. Kedua ibu dan anak itu masih saja belum
bisa memejamkan matanya, seolah terbawa oleh lamunan masing masing.
Untuk
beberapa saat keheningan menyelimuti
kamar tidur yang remang remang itu.
“ Affa
tadi mimpi apa nduk..?? tanya Kristin memecah keheningan.
“
kenapa ma...?”, sahut Affa,
“ tidak
apa-apa fa.... mama Cuma tanya saja..”
“ tadi
ayah seperti pulang dari kerja, tapi tidak mau masuk ke halaman ma...., Cuma
diam saja memandangi kita digapura rumah kita ma....”,
“terus....?!?”
potong Kristin penasaran...
“ ayah
minta kita gandeng tangannya..., dan
tadi affa sdh menggandeng tangan ayah lalu aku terbangun ma... “. Kristin hanya
terdiam mendengar cerita anaknya yang masih polos itu, agak lega dia
mendengarnya.
“
terus... katanya Affa tiap hari selalu ketemu ayah dirumah pohon, iya
to.....??”
“ Iya
maaaa..., tiap kali affa memandang matahari terbit, seolah wajah ayah keluar
dari matahari itu, ayah selalu tersenyum pada affa..”
“ lalu....?!”,
sahut Kristin
“ Affa
pingin memegang wajah ayah, dan tiap kali affa menjulurkan jari affa ke awan,
ayah selalu tersenyum ma....”
“
teruss...terus....!! ”, Kristin semakin penasaran
“ affa
lalu melukis awan dengan jari affa...
eeee.... ayah malah tertawa ma....”
“
makanya affa seperti didatangi ayah tiap pagi dirumah pohon itu maa...”
“
Hemmm, ya sudah, mungkin ayah minta kita doakan semoga pekerjaanya lancar dan
selalu sehat ”,
“ Iya
ma....”,
kemudian
mereka berdoa bersama, dan beberapa saat kemudian keduanya sdh tertidur dan
memasuki mimipi indah mereka masing-masing.
Next...
...Tiba tiba langkah mereka seperti
terhenti oleh tembok yang tidak kasat mata, kereka bertiga hanya bisa
menjulurkan kedua tangan mereka sambil berteriak memanggil nama orang orang
terkasih mereka tanpa suara...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar